ADVERTORIAL, pondoknews.com – Komisi I DPRD Manado, memfasilitasi pertemuan dengan sejumlah pengusaha di kawasan Malendeng sekaligus mendengarkan keluhan warga perumahan Welong Abadi, Malendeng, akibat banjir pada 16, 22 dan 27 Januari 2021 lalu.
“Kami memfasilitasi pertemuan ini dan menghadirkan seluruh pengusaha termasuk pengembang dan warga di perumahan tersebut, karena banjir yang tidak biasanya terjadi di perumahan tersebut,” kata Personel Komisi I DPRD Manado, Robert Tambuwun, SH yang menerima warga dan pengusaha serta Walhi di ruang rapat paripurna DPRD.
Dia mengatakan, sudah mengundang sekitar 21 pihak yang terkait dalam masalah tersebut, sayangnya yang hadir hanya warga, perwakilan sukses grup serta dari dinas lingkungan hidup, sedangkan yang lainnya tidak datang.
“Kami menyesalkan sikap kelurahan dan kecamatan, seharusnya hadir, karena pertemuan tersebut, merupakan usulan dari wilayah, tapi malah tidak datang, kami mengapresiasi sukses grup yang mau hadir dalam pertemuan ini,” katanya.
Perwakilan warga Ismail Maga, mengatakan, pertemuan tersebut sebenarnya sudah kali ketiga, namun yang pertama dan kedua gagal, dan baru bisa terlaksana, sayangnya sebagian besar pihak terkait, terutama pengusaha tidak datang, jadi menyilahkan warga lainnya menyampaikan semua keluhannya.
Salah satu warga Welong Abadi, Bapak Balamba, menjelaskan, selama puluhan tahun berada di situ, baru pada kejadian Januari lalu, air naik setinggi tiga meter.
“Padahal saat Manado dilanda banjir bandang, pada 15 Januari 2014, air tidak naik sampai setinggi itu, namun pada Januari lalu, naik tinggi, sehingga membuat warga kuatir,” katanya.
Sekarang katanya, setiap kali hujan lama, warga terus dilanda kekhawatiran jangan sampai air juga naik tinggi, seperti pada Januari lalu.
Demikian juga salah satu perwakilan warga, yang mengakui sejak 2004 lalu, Welong selalu banjir, dan sejak 2009 pihaknya sudah berkali-kali menyampaikan usulan perihal tersebut dalam Musrenbang, namun tidak kunjung membuahkan hasil.
Sedangkan perwakilan dari sukses grup, menjelaskan, pihaknya sebenarnya juga ikut jadi sasaran banjir, karena air dari sejumlah pengusaha di situ, tumpah di situ.
“Kalau mengenai hal lainnya, kami sudah melaksanakan komitmen dan tidak pernah memberikan harapan palsu, sehingga kami membuat dua danau buatan yang permanen untuk menampung air agar jangan tumpah ke perumahan,” katanya.
Sayangnya katanya, yang lainnya juga tak melaksanakan komitmen, sehingga hanya sukses grup yang melakukan kewajibanya.
Sedangkan direktur eksekutif Walhi, Theo Runtuwene, mengatakan, memang di tahun-tahun sebelumnya, pembangunan di Manado asal-asalan sehingga masalah seperti ini.
Sekretaris komisi I, Bobby Daud, menyampaikan apresiasi kepada sukses grup, karena mau datang dan memberikan klarifikasi mengenai hal tersebut.
“Jadi kami memutuskan untuk melakukan pemeriksaan lapangan, pada Rabu (17/2), untuk memastikan semua keluhan agar dapat difasilitasi dan dicarikan jalan keluarnya,” kata Daud. (adve)