Satu Murid Meninggal Setelah Dua Hari Ikut Vaksinasi Anak Usia 6 Sampai 11 Tahun

pondoknews.com – ZL (6,5) murid Paud asal Kecamatan Pasirkuda Kabupaten Cianjur meninggal usai menjalani vaksinasi anak. Bahkan anak yang diduga mengalami KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi) itu sempat beberapa kali demam tinggi dan kejang-kejang.
Sekretaris Dinas Kesehatan Cianjur, Yusman Faisal, mengatakan, siswa PAUD tersebut menjalani vaksinasi di SD Banyuwangi Kecamatan Pasirkuda, dengan diantar ibunya pada Senin (17/1) pagi.

Setelah menjalani tahap pemeriksaan dan mendapat persetujuan orang tua anak tersebut pun disuntikan vaksin.

Vaksinasinya kemarin, pukul 9.30 WIB di SDN Banyuwangi. Sebelum divaksin, siswa tersebut menjalani konseling dan proses screening anak itu tidak memiliki riwayat penyakit dan dinyatakan layak untuk divaksin,” ujarnya saat ditemui di Posko Gugus Tugas COVID-19, di Jalan Siti Jenab, Selasa (18/1/2022).

Menurut Yusman, pada pukul 19.30 Wib, ZL kembali mengalami demam hingga kejang-kejang. Orangtuanya pun segera membawanya ke puskesmas untuk diperiksa.

“Sejak siang mengalami demam hingga malam harinya mengalami kejang sudah ditangani secara medis, mulai dari pemberian obat sampai perawatan di puskesmas,” tuturnya.

Namun pada Kamis (18/1) pagi, lanjut Yusman, ZL kembali demam dan kejang, sehingga pihak Puskesmas merekomendasikan agar siswa tersebut dirujuk ke RSUD Pagelaran.

Namun orangtua ZL menolak anaknya dirujuk ke rumah sakit. “Sekitar pukul 9.00 WIB anak demam dengan suhu 39 derajat. Setelah ada persetujuan dokter spesialis di RSUD Pagelaran, pihak Puskesmas menyarankan agar dirujuk, tapi orangtua anak tersebut menolak,” katanya.

Menurut dia, pada pukul 10.15 WIB, anak tersebut dinyatakan meninggal dunia di ruang IGD Puskesmas. “Anak meninggal di Puskesmas,” ucap Yusman.

Yusman mengatakan Dinkes sudah melaporkan kejadian tersebut ke Komnas KIPI, dan memasukan kejadiannya dalam KIPI berat.

“Untuk saat ini diduga akibat KIPI, tapi untuk pastinya menunggu hasil dari Komnas KIPI. Petugas puskesmas dan Dinkes sudah ditugaskan untuk mencari data dan kronologis tambahan yang nantinya akan dilaporkan ke Komnas KIPI,” tuturnya.

Ia menambahkan kejadian tersebut merupakan yang pertama di Cianjur. Namun Yusman meminta orangtua tidak perlu khawatir dan menjadi ragu anaknya divaksinasi.

“Kejadian KIPI, apalagi hingga meninggal dunia itu persentasenya kecil. Vaksinasi itu ada risiko tapi manfaatnya lebih besar, yakni untuk mencegah penyebaran COVID-19. Jadi para orangtua jangan khawatir,” pungkasnya. Sumber: detik.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *