Kelompok Nelayan Boltim Bakal Terima Bantuan

BOLTIM, pondoknews.com – Kelompok nelayan di Kabupaten Bolaang Mongondow Timur (Boltim) Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) bakal terima bantuan mesin tempel dan ketinting.

Bantuan yang akan diberikan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boltim melalui Dinas Perikanan itu, sudah masuk pada proses verifikasi.

Pernyataan ini dilontarkan Kepala Dinas (Kadis) Perikanan Boltim, Nasaruddin Paputungan, S.Pt., saat diwawancarai awak media, Selasa (8/11/2022).

“Kami akan menyalurkan bantuan mesin tempel dan ketinting, dan sedang diproses kegiatannya, mungkin sekitar akhir tahun ini,” kata Paputungan.

Untuk jumlahnya, Nasaruddin membeberkan ada puluhan mesin ketinting yang nantinya akan diserahkan kepada kelompok nelayan.

“Untuk mesin ketinting ada 36 unit, untuk 36 kelompok dan mesin tempel ada 5 unit untuk 5 kelompok, kalau di bawah 3GT 4 unit untuk 4 kelompok,” ujarnya.

Ia juga menjelaskan, kalau untuk pembagian mesin tempel dan ketinting, harus sesuai dengan proposal yang masuk.

“Untuk pembagiannya, sesuai dengan proposal yang masuk. verifikasi validasi secara teknis dan nanti akan diserahkan kepada yang berhak dan untuk mendapatkan mesin tempel dan katinting, persyaratan utamanya harus ada perahu. Karena, kalau dikasih mesin tempel dan ketinting tidak ada perahu, pasti dia akan jual,” beber Paputungan.

Dirinya menegaskan, kalau saat ini mereka sudah tegas dengan bantuan yang diberikan kepada kelompok nelayan. Jika ada yang kedapatan menjual bantuan tersebut, itu akan dilaporkan kepada pihak berwajib.

“Kalau sekarang tidak ada yang berani menjual, kalau dijual pasti kami akan menarik. Seperti bantuan yang tahun lalu, mereka coba menjual di Desa Tumbak, tapi kemudian kami tarik. Mereka tidak bisa berbuat apa-apa, karena sekarang ada Naskah Perjanjian Hibah Daerah (NPHD). Sewaktu- waktu jika kelompok tidak optimal memanfaatkan atau dipindah tangankan atau terindikasi mau dijual, kami bisa lapor aparat penegak hukum, sudah musti tegas, kami tidak bisa seperti lalu-lalu, ketika kasih, cuma satu tahun masih ada. Tahun kedua dijual dan itu banyak. Sekarang kami tidak main-main,” tegasnya.

“Makannya kami memberikan bantuan itu profesional bukan atas pertimbangan. Misalnya, desa ini harus dapat satu, desa sana harus dapat satu,” tandasnya.(tim redaksi)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *