pondoknews.com – Sebanyak 47 warga Banten yang terpapar COVID-19 meninggal saat menjalani isolasi mandiri di rumahnya masing-masing. Di sisi lain Pemprov Banten juga saat ini belum memiliki rumah singgah untuk isolasi warga yang terpapar COVID-19.
“Tadi malam terakhir sudah 47 orang (pasien isolasi meninggal dunia), kemarin kan 36,” kata Jubir Satgas COVID-19 Banten Ati Pramudji Hastuti di Serang, Minggu (18/7/2021).
Penyebab meninggalnya pasien isolasi di rumah karena tidak terpantau kesehatannya. Seorang pasien yang tadinya bergejala ringan namun tiba-tiba memburuk hingga akhirnya meninggal dunia. “
Kita tidak bisa prediksi, ini perlu pemantauan. Saat ini kita sudah meminta seluruh klinik-klinik (swasta) yang ada untuk jadi tempat bertanya masyarakat, itu gratis. Makanya aku share buku panduan itu nanti tenaga penyuluh yang akan sosialisasi,” ujarnya.
Pemprov sendiri memang tidak memiliki tempat isolasi berbentuk rumah singgah untuk pasien. Pemprov katanya hanya meregulasi dan memberi bantuan ke kabupaten/kota dalam bentuk bantuan keuangan dari gubernur. “Teknis penyediaan rumah singgah untuk pasien isolasi diserahkan ke kabupaten/kota
Seperti nanti Kabupaten Serang dan Kota Serang (tempat isolasi) di rusun (di Margaluyu Kecamatan Kasemen), nanti dari kebutuhanya mereka ada yang bisa difasilitasi pemprov,” ucapnya.
Kapan kira-kira rusun itu jadi tempat isolasi, pemprov juga belum bisa menentukan waktunya. Karena tekhnis diserahkan ke pemda masing-masing.
“Rusun itu kan itunya (tanggung jawab) mereka (pemda),” ucapnya.
Di rusun itu, rancangannya memiliki 240 tempat tidur. Kalau itu bisa dilakukan, maka itu bisa mempercepat penanganan pasien COVID-19.
Selain itu, saat ini juga para tenaga kesehatan ada ratusan di tiap kabupaten kota yang isolasi mandiri di rumah. Mereka rata-rata sedang mengalami kelelahan di tengah gempuran Corona. Selain itu, ada 7 orang tenaga kesehatan yang meninggal.
“Sekitar rata-rata 400 sampai dengan 600 banyak yang isoman per kabupaten kota. Yang meninggal untuk yang KTP Banten kan ada nakes kerja di sini tapi dari luar. Itu yang sudah terdata 7 orang yang KTP-nya Banten,” ujarnya. (Sumber: detik.com)